Efek Halo Matahari

Halo sering sekali disebut dengan nimbus, icebow, atau Gloride. Dalam bidang Optik sendiri, Halo adalah fenomena optikal yang sering kita lihat sebagai lingkaran cahaya yang berada di sekeliling sumber cahaya. Pada umumnya hal ini terjadi pada saat siang hari {matahari terang} atau pada saat bulan purnama.
Proses terjadinya fenomena tersebut adalah akibat dari terjadinya refleksi dan refraksi cahaya matahari atau sumbercahaya lain oleh Kristal-kristal es yang berada pada awan cirrus. Awan cirrus ini berada pada ketinggian 5-10 km dari permukaan bumi. Berada pada tingkatan troposfer pada atmosfir. Selanjutnya fenomena tersebut akan berdampak terjadinya pelangi yang akan mengelilingi matahari atau bulan.


Pada umumnya, ketika radius 22o gerhana matahari fenomena itu hanya berwujud seperti helaian yang berlapis-lapis atau habuk pada permukaan awan cirrus. Awan cirrus tesebut tipis dan berasa sangat sejuk dan mengandung Kristal-kristal es walaupun pada iklim yang sangat panas sekalipun. Tingkat kelebaran cincin yang mengelilingi matahari tergantung pada gerhana matahari. Pada saat tertentu cincil yang muncul hanya sebagian saja.
Pada saat-saat tertentu kemungkinan besar belum terjadi pelangi yang mengelilingi matahari. Hal yang terjadi adalah cincin yang tidak berwarna. Pada prinsipnya cahaya matahari yang direfraksi dan direfleksikan oleh awan cirrus akan mengenai kristal yang pada sudut yang berbeda-beda. Saat mengenai sudut tertentu akan, cahaya yang mengenai Kristal-kristal pada awan cirrus akan dapat didispersi dan akhirnya akan menghasilkan cincin berwarna pelangi yang mengelilingi matahari.
Daftar acuan : http://wahanapress.net/2010/06/12/kupas-tuntas-fenomena-halo-matahari/
http://id.wikipedia.org/wiki/Halo_(fenomena_optik)
SHARE

Jaka Septian Kustanto

Silahkan memberikan tanggapan mengenai tulisan saya :)

  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar