Sang penggembala takdir

Penggembala Takdir
Orang bisa bilang bahwa hidup ini sudah ditentukan oleh Allah, sudah ada jalannya masing-masing dan itu semua mereka sebut dengan nasib. Jadi jika kita berfikir lebih lanjut ngapain kita susah-susah beribadah, beramal dan berbuat kebaikan yang lain. Toh hidup udah digariskan dan semua itu akan terjadi sesuai kehendaknya. Jadi gak usah dibikin repot dah, selow aja jalani apa adanya (tawakal=tertawa tanpa bekal).
Sedikit cerita diatas merupakan segelintir cerita orang yang bisa dibilang perkataan orang yang BERBAKAT alias Bego Ra BAKAT kalau secara bahasa Indonesia yang baik dan benar artinya bodoh tidak berbakat hehe J. Seseorang itu kalau mengerti bahwa dalam hidup ini ada dua hal pokok yaitu takdir dan nasib. Menurut beberapa sumber yang ane baca nih, menurut Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd. Macam-macam takdir itu antara lain:
1. At-Taqdiirul 'Aam (Takdir yang bersifat umum).
2. At-Taqdiirul Basyari (Takdir yang berlaku untuk manusia).
3. At-Taqdiirul 'Umri (Takdir yang berlaku bagi usia).
4. At-Taqdiirus Sanawi (Takdir yang berlaku tahunan).
5. At-Taqdiirul Yaumi (Takdir yang berlaku harian).
Untuk manusia sendiri secara kontekstual kita ambil makna bahwa takdir itu tidak secara absolut tetap begitu saja tapi juga ada yang direvisi oleh Allah swt. Maka dari itu takdir manusia bisa saja berubah. Dan sekarang antum fikirkan, jika seseorang bisa membaca takdirnya maka hidupnya adalah sia-sia. Mengapa?? Karena ngapain antum susah-susah beramal jika semua yang antum kerjakan hanyalah sia-sia. Kurang beruntungnya antum adalah, antum tidak bisa membaca takdir untuk sekarang. Antum mengetahui takdir antum setelah antum tidur berselimutkan kain kafan, baru antum mengerti. Terus timbul pertanyaan, lha terus kita harus ngapain? Jawabnya adalah antum berihtiyar, berdo’a dan ber muroja’ah kepada Allah agar antum semua dapat takdir yang baik. Lha ketika antum berusaha dengan seribu satu cara maka antum bisa mengatur nasib antum? Nasib adalah sesuatu yang dapat direkayasa oleh ikhtiyar antum dan berkat ridlo Allah swt. Jika antum tidak bergerak maka antum tidak akan sampai tujuan, dan jika antum bergerak sejauh manakah antum bergerak disitulah nasib antum. Ada sedikit cerita unik yang temen ane. Ceritanya gini, temen ane itu sms ane dan bermula dari tanya kabar dan seterusnya dilanjutkan cerita. Intinya temen ane itu berkeluh kesah terhadap apa yang dia jalani dan temen ane itu sering berfikir bahwa mati adalah jalan terbaik. Apakah itu benar menurut antum? Itu benar-benar salah besar ane bilang. Kalau antum cermati pada kalimat yang ane tulis sebelumnya. Bahwa manusia itu jika masih hidup belum bisa membaca takdirnya. Dan dalam alqur’an juga sudah disebutkan bahwa Allah tidak akan memberikan beban kepada suatu umat jika tidak sesua dengan kadarnya. Maka dari itu optimislah bahwa sesuatu yang baik akan datang pada akhirnya. Ada suatu ilustrasi, ibarat kita hidup ini sebagai seorang penggembala dan takdir sebagai kambingnya. Maka renungilah jika anda berjalan menyisiri padang rumput ketika kambing antum makan rumput mereka akan terus berjalan mencari dengan sendirinya rumput yang lezat menurut mereka. Tugas antum sebagai penggembala bagaimana? Antum semua harus mengarahkan kambing-kambing antum ke ladang yang menurut antum itu lezat untuk mereka. Akhirnya kambing antum yang menentukan apakah dia mau makan atau tidak.
Ketika antum sudah berusaha maka yang kita tunggu adalah hasil.  Semua itu kita gapai atas hak kita sebagai jawaban atas ikhtiyar dan tawakal yang telah kita kerjakan. Semua indah pada akhirnya dan hiduplah bak sang penggembala takdir.

Sumber foto: 
SHARE

Jaka Septian Kustanto

Silahkan memberikan tanggapan mengenai tulisan saya :)

  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar